Hari Batik Nasional yang Jatuh Tanggal 2 Oktober Memiliki Sejarah
Hari Batik Nasional jatuh pada tanggal 2 Oktober dan diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. ย Sejarah hari batik yaitu setelah diputuskan oleh sidang ke-4 oleh komite antar-pemerintah mengenai Warisan Budaya Tak-Benda sidang ini diselenggarakan oleh UNESCO. Pasalnya batik nasiomal sudah terdaftar pada Perwakilan Warisan Budaya UNESCO. Sidang pada saat itu diadakan di Abu Dhabi. Selain batik UNESCO juga mengakui kebudayaan lain seperti keris, wayang, tari saman, dan juga noken sebagai Budaya Tak-Benda yang menjadi warisan manusia.
Dahulu batik dikenalkan di dunia internasional oleh bapak Presiden Soeharto pasa saat mengikuti konferensi PBB. Batik Indonesia mulai didaftarkan untuk mendapatkan Intagible cultural heritage atau ICH dengan melalui kantor UNESCO pada tahun 2008 di kantor Menko Kesejahteraan Rakyat yang mewakili pihak pemerintah dan jga komunitas batik di Indonesia. Pengajuan ternyata berbuah manis pada saat pemerintahan Presiden SBY dan mengajukan batik sebagai warisan budaya nonbendawi di UNESCO. Sebelum batik UNESCO sudah mengakui bahwa keris dan juga wayang merupakan warisan budaya nonbendawi.
Badan PPB yang memiliki wewenang bidang kebudyaan dan juga UNESCO menetaplam bahwa batik merupakan sebuah warisan kemanusiaan sebagai budaya lisan dan juga sebagai nonbendawi. Karena sudah diakui di dunia pemerintah Indonesia memberikan Kepres nomor 33 pada tahun2009 sebagai hari Batik Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua masyarakat dalam upaya pengembangan dan juga perlindungan bagi kebudayaan batik Indonesia. Sehingga Kementrian Dalam Negeri memberikan himbauan bagi seluruh pejabat beserta pegawai yang berada di lingkungan pemerintah baik itu di daerah provinsi atau kabupaten kota untuk menggunakan baju batik yang bertepatan pada tanggal 2 Oktober 2019 saat itu.
Salah satu yang menjadi alasa mengapa diperingati hari batik di Indonesia adalah bahwa UNESCO menyatakan teknik salam membatik merupakan sebuah simbolisme dan memiliki sejarah yang paling melekat dengan kebudayaan Indonesia yang berkembang. Bahkan penialain batik di Indonesia menurut UNESCO adalah masyarakat memiliki makna paling mendalam terhadap batik yang digunakan saat melakukan proses kelahiran hingga kematian.
Ketekunan dalam sebuah teknik membatik, simbol yang dimiliki dalam motif batik, dan kebudayaan dalam mewarnai katun atau sutra dari kemampuan dan keahlian dalam kreativitas pengrajin di Indonesia. Dimaknai dari kelahiran dimana masyarakat Indonesia menggunakan kain batik untuk alat gendongan anak bayi dan menjadi sebuah simbol keberuntungan bagi anak. Batik digunakan pada akhir kehidupan dibuktikan dengan menggunakan kain batik untuk menutupi mayat dan sebagi simbol berduka.
Batik juga merupakan wadah untuk merefleksikan keanekaragaman budaya Indonesia melalui motif batik yang memiliki filosofi dan juga makna tersirat di dalam setiap goresan motif. Beberapa jenis motif batik uang memiliki pengaruh dari negara luar yaitu Eropa, Arab, China, Persian dan juga India. Selain itu UNESCO juga telah mengakui bahwa batik merupakan warisan dunia karena sudah memenuhi beberapa kriteria salah satunya yaitu memiliki bahkan kaya akan simbol dan juga makna mengenai filosofi kehidupan terutama rakyat Indonesia.
Sejarah Kemunculan Batik
Kemunculan batik di Indonesia terjadi pada masa kerajaan, dahulu batik digunakan sebagai pakaian atau busana khas dari kerajaan. Kegiatan membatik dilakukan di luar kerajaan yang ternyata para pegawa Keraton yang balik kermahnya masing-masing yang berada di sekitaran luar Keraton. ย Dan pakaian batk hanya boleh diguanakan oleh raja dan juga para pengikutnya. Batik sendiri berasal dari kata ambatik yang memiliki arti kain yang memiliki banyak titik. โtikโ dalam kata ambatik memiliki arti tetes atau ujung canting yang digunakan untuk membuat motif dari titik. Dahulu yang menjadi motif batik adalah binatang, tanaman dan motif yang menggambarkan awan serta relief detail candi.
Sejarah membatik di Indonesia sendiri dimulai pada masa kerajaan Majapahit. Hal ini dibuktikan pada peninggalan busana batik yang terdapat di wilayah Mojokerto dan juga Bonorowo yang merupakan wilayah kawasan bekas Kepemimpinan Kerajaan Majapahit. Peninggalan ini adalah bukti bahwa kerajaan Majapahit telah menrapkan metode pembaktikan dalam pembuatan busana. Contoh lain dalam karya seni seperti Arca Bhairawa yang merupakan model gaya seni pada saat Majapahit di Sumatera. Kesenian membatik kemudian menjadi meluas pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19.
Mulainya terkenal batik di masa modern dikarenakan presiden Soeharto memberikan cindramata kepada para tamu negara saat tahun 80-an berupa batik. Tidak hanya itu presiden Soeharto selalu mengenakan batik untuk menghadiri konferensi yang diadakan PBB. Karena keunikan pakaian batik membuatat model pakaian ini saat digunakan menarik pusat perhatian orang lain.
Menjadi warisan budaya dikarenan sudah diturunka dari nenek moyang ke beberapa generasi dan menjadi hits hingga sekarang. Menjadi sebuah identitas budaya bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya melalui motif batik yang menjadi simbolis namun warna juga menandakan dan mengekspresikan mengenai kreativitas pengrajin dan juga memiliki makna spiritualitas.
Dahulu motif batik lebih banyak dikenal karena memiliki nuansa tradisional khususnya pada daerah jawa selain itu bernuansa agama Islami, Budhisme dan juga Hinduisme. Namun karena sudah banyak dikenal dang mengikuti perkembangan zaman motif batik menjadi banyak ragam. Menurut asal mulanya membatik dilakukan dengan canting dengan tinta malam yang memakan waktu lama dan harus teliti. Namun permintaan pasar yang meningkat terhadap batik membuat motif batik dapat dilakukan dengan cap atau bahkan stemple sehingga dapat memproduksi batik dengan massal. Untuk batik cap sendiri mulai dikenal setelah Perang Dunia I pada tahun 1920. Meski memiliki teknik baru namun membatik menggunakan canting memiliki nilai jual yang mahal. Ini sudah wajar bagi masyarakat sekarang karena melihat proses membatik yang sangat rumit. Membuat batik dengan menggunakan teknik tulis ini merupakan level natural saat memproses kain.
Makna pada Hari Batik Nasional
Tidak hanya untuk memperingati dan hanya menggunakan batik pada peringatan setiap tanggal 2 Oktober saja, namuan Hari Batik Nasional memiliki makna yakni sebagai berikut:
- Menggunakan batik memiliki makna untuk menghargai karya seni yang menjadi warisan budaya yang muncul di dalam masyarakat dari para leluhur Negara Indonesia. Karena batik sudah mulai dikenala jauh sebelum kemerdakaan dan mulai dikenal saat kerajaan Majapahit.
- Menggunakan batik menjadi pemahaman terhadap batik yang memiliki sebuah nilai filososfi yang sangat tinggi erat kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Sehingga dapat menjadi sebuah contoh semangat yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia sendiri.
- Menggunakan batik memiliki makna bahwa mencitai serta memilihara batik yang sudah menjadi warisan budaya bahakan bukti perjalanan sejarah Bangsa Indonesia.
- Menggunakan batik memaknai dalam memanfaat dan juga mengembangkan budaya kesenian dari leluhur yaitu batik Indonesia. Menggunakan batik tidak hanya pada saat memperingati hari batik saja namun, Indonesia sering menggunakan batik dalam acara formal, pernikahan dan lain-lain. Hal ini menandakan bahwa budaya Indonesia terus dilestarikan oleh banyak generasi muda.
- Menggunakan batik dimakanai agr meningkatkan kesadaran bagi masyarakat mengenai budaya kesenian dalam motif yang terdapat pada setiap jenis batik Indonesia. Setiap daerah pasti memiliki batik khas yang menjadi ciri khas daerah tersenut selain meningkat kesadaran menggunakan batik juga memperkenalkan budaya yang dimiliki oleh beberapa daerah di Indonesia.
- Menggunakan batik untuk menjaga kesenian nenek moyang terutama pada batik yang akan dikenal dan tetap dilestarikan oleh generasi-generasi mendatang, agar tidak melupak budaya peninggalan. Bahkan batik merupakan budaya yang terkenal di luar negeri.
- Menggunakan batik sebagai bentuk kebanggaan dari budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia. Kesenian yang memiliki nilai mahal dan cukup sulit dalam meproduksinya apabila menggunakan teknik yang masih tradisional.
Banyak cara memperingati Hari Batik Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini tidak lepas dari identitas bangsa dan juga budaya Indonesia. Moment ini merupakan gerakan dalam mengenalkan kepada para genarasi penerus mengenai kebudayaan dan kesenian batik yang dimiliki Bangsa Indonesia sehingga perlu melakukan berbagai cara dalam memperingati hari tersebut. Cara-cara yang dapat dilakuakan dalam memperingati Hari Batik Nasional dengan cara berikut:
- Dengan menjalankan program publikasi mengenai Hari Batik Nasional dan juga kesenian batik khas Indonesia. Hal ini sebagai cara mengenalkan kepada generasi muda dengan menggunakan cara unik dan modern sehingga mudah diterima oleh para generasi muda.
- Dengan menjalankan sebuah program edukasi mengenai Hari Batik Nasional dan memberitahukan pentingnya budaya batik di Indonesia, serta menyampaiakn hal-hal yang menjadi konsekuensi apabila tidak melestarikan budaya ini.
- Menyebarkan informasi mengenai peringatan Hari Batik Nasional dengan mengucapkan selamat Hari Batik Nasional bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui penayangan televisi atau youtobe yang merupakan pemanfaatan dunia digital di era sekarang.
- Memperingati Hari Batik Nasional dengan membuat dan memasang twibbon dan di upload pada media sosial masing-masing masyarakat Indonesia yang memilikinya. Hal ini akan menjadi penyebaran yang cepat karena sekarang banyak yang menggunakan media sosial dalam berkreasi.
- Menggunakan pakaian dengan motif batik yang dimiliki, ini adalah cara yang paling banyak dilakukan setiap masyarakat berlomba-lomba untuk mengenakan motif dan model pakaian batik sesuai dengan selera masing-masing. Selain itu meraka akan berfoto ria dan membagikannya di sosial media. banyak pula produsen batik yang menggunakan kesempatan untuk menjual berbagai jenis model batik hingga jual seragam batik.
- Memperingati Hari Batik Nasional dengan cara mempelajari setiap budaya yang terdapat pada setiap motif batik tertentu. Selain itu dapat juga mempelajari bahkan mempraktekan cara pembuatan batik yang dilakukan di Indonesia. Seperti cara tradisional yang masih banyak pengrajinnya hingga sekarang yang menggunakan canting.
Banyak jenis dan ragam yang dimiliki Bangsa Indonesia mengenai kesenian batik. Hingga terdapat beberapa wilayah yang menggabungkan kesenian dengan julukan batik tiga negeri. Daerah yang berkolaborasi dalam pembuatan batik tersebut adalah daerah Solo, Lasem dan juga Pekalongan. Ketiga budaya yang dijadikan stu menghasilkan karya yang sangat epik. Kolaborasi ini dilihat dari komposisi yang dibutuhkan dalam membatik, cara pembuatan batik, dan juga ciri khas masing-masing daerah. Produk yang dihasilkan oleh batik tiga negeri ini dibandrol dengan harga yang cukup mahal apabila dibandingkan dengan batik lain.