Kisah Sunan Drajat, Putra Sunan Ampel dari Paciran

Peran serta Wali Songo dalam menyebarkan agama islam di Nusantara sangatlah vital. Tiap Wali pada umumnya berfokus pada satu daerah ketika berdakwah. Tak terkecuali Sunan Drajat. Kisah Sunan Drajat baik itu latar belakang hingga bagaimana beliau berdakwah menarik diketahui.

Ternyata beliau juga merupakan putra dari Sunan Ampel yang lahir di Paciran. Darah pendakwah menurun kepada beliau hingga bisa berkontribusi menyebarkan islam layaknya Sang Ayah. Selengkapnya untuk kisah Sunan Drajat akan dibahas berikut ini.

Mengenal Kisah Sunan Drajat Secara Lengkap

Metode dakwah yang mengarah ke pendekatan masyarakat diterapkan oleh Sunan Drajat. Tentu saja peran serta beliau dalam memperluas penyebaran agama Islam juga sangat penting. Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

  1. Masa Kecil

Sunan Drajat memiliki nama kecil Raden Qasim yang diberikan oleh ayahnya Sunan Ampel. Ibu beliau bernama Nyi Ageng Manila. Lahir pada tahun 1470 Masehi, Raden Qasim kecil tak langsung tertarik berdakwah.

Beliau menghabiskan masa kecil layaknya anak yang lainnya. Perintah Sang Ayah agar mengikuti jejak langkahnya untuk berdakwah tidak langsung diterima. Beliau hanya membantu Sang Kakak dalam dakwah, tanpa berpikir untuk bisa melakukannya sendiri.

  1. Keinginan Berdakwah Saat Dewasa

Keinginan berdakwah sendiri pun muncul saat dewasa. Sunan Drajat, ayah Raden Qasim membolehkan putranya untuk berdakwah dimanapun. Akhirnya Raden Qasim atau Sunan Drajat pergi berdakwah sendiri. Kakak beliau yaitu Sunan Bonang juga menjadi salah satu guru yang mendidik beliau.

Selain itu, Sunan Bonang juga memberikan inspirasi dakwah kepada Sunan Drajat. Tempat yang dipilih Sunan Drajat adalah pusat keramaian. Menyasar langsung ke masyarakat menjadi fokus utama dakwah pertama beliau.

  1. Lokasi Dakwah

Desa Drajat merupakan lokasi yang dipilih Raden Qasim untuk memulai berdakwah. Nama desa tersebut pun akhirnya menjadi sebutan beliau hingga saat ini. Desa Drajat sendiri berada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sedangkan kakak beliau, Sunan Bonang, fokus berdakwah di kawasan Tuban, Jawa Timur.

Cara Sunan Drajat Berdakwah

Bagaimana metode dakwah yang diterapkan Sunan Drajat? Tentu ada metode tersendiri sehingga ajaran Islam bisa diterima masyarakat Hindu di Lamongan. Ini dia kisah Sunan Drajat perihal metode dakwah.

  1. Tidak Sungkan Bergaul dengan Masyarakat

Salah satu sebab mengapa dakwah Sunan Drajat berhasil karena akhlak yang dimilikinya. Beliau tidak sungkan berbaur dengan masyarakat walaupun berasal dari keluarga berada. Semua kalangan dirangkul sehingga tercipta kedekatan sosial yang erat.

  1. Memberi Ilmu Ekonomi

Tak hanya luwes bergaul, beliau menggunakan pengetahuan selain agama sebagai ujung tombak dakwah. Masyarakat kala itu bisa dibilang masih kurang ilmu dari segi berdagang. Pembelajaran ekonomi pun diberikan beliau ke masyarakat Lamongan.

Selain ilmu ekonomi, motivasi pun diberikan kepada masyarakat kurang mampu agar bisa berdaya dan berdikari. Melalui pendekatan inilah, Raden Qasim semakin dikenal luas. Selain itu, beliau juga terkenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan wong cilik.

  1. Dekat dengan Nelayan

Tak hanya di kawasan Lamongan, dakwah beliau juga semakin luas ke pesisir utara. Berbeda dengan kawasan Desa Drajat, Raden Qasim melakukan pendekatan kepada nelayan di kawasan pesisir utara. Beliau memberikan pengetahuan tentang ikan-ikan yang baik untuk kesehatan dan sebaliknya.

Penjelasan beliau sangat rinci dan bisa diterima masyarakat. Kepercayaan Raden Qasim dan para nelayan pesisir utara pun semakin terjalin. Beliau juga tak segan bertoleransi dengan budaya sebelumnya. Sunan Drajat pun menciptakan tembang macapat berjudul Tembang Pangkur.

Ternyata perjalanan dakwah Sunan Drajat tidaklah instan. Walaupun akhirnya diterima baik, tetapi perjuangan untuk memulainya sangatlah berat. Kisah Sunan Drajat ini semoga bisa diambil pelajaran dan hikmah untuk Anda.